HikayatRaja-raja Pasai menyebutkan, Kerajaan Majapahit menggunakan kapal "jung" secara besar-besaran sebagai kekuatan lautnya. Mereka dikelompokkan menjadi 5 armada. Jumlah terbesar "jung" Majapahit mencapai 400 kapal, disertai jenis Malangbang dan Kelulus yang tak terhitung banyaknya. Baca juga 50 Pepatah Jawa Kuno Kata Bijak Jawa Nasehat MisteriGajah Mada. Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta & Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada diangkat sebagai patih di Majapahit (1334). Sumpah. Demikianlah beberapa uraian kami tentang kata bijak jaman majapahit. Jika Anda merasa belum jelas, bisa Katakata Bijak 1 s/d 10 dari 48. Olahraga adalah raja dan gizi adalah ratu. Gabungkan keduanya dan Anda akan mendapatkan sebuah kerajaan. Asli: Exercise is king and nutrition is queen: together, you have a kingdom. Siapa saja yang menjadi keturunan keraton, laki atau perempuan, belum tentu diperbolehkan melaksanakan wewenang kerajaan. MuhammadYamin menyebut Majapahit sebagai Negara Nasional Kedua Indonesia. Majapahit mengirim utusannya ke Campa, kamboja, Siam, Birma bagian selatan dan Vietnam serta mengirim duta-dutanya ke Tiongkok. Pada masa ini terjadi peristiwa Bubat (Perang Bubat), yaitu peristiwa perselisihan antara Gajah Mada dan Raja Pajajaran. katabijak jaman majapahit Inilah kata bijak jaman majapahit dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik kata bijak jaman majapahit serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. Silhkan klik pada judul artikel-artikel berikut ini untuk membaca penjelasan lengkap tentang kata bijak jaman majapahit . Inidetail lengkap peninggalan Majapahit: 1. Candi Tikus. Candi ini terletak di Dusun Kraton, Desa Temon. Bangunan petirtaan kuno ini ditemukan tahun 1914 dan dipugar tahun 1984-1989. Strukturnya berbahan bata merah seluas 22,5 x 22,5 meter persegi dengan ketinggian 5,2 meter. Petirtaan ini mempunyai 46 pancuran berbahan batu andesit. Tulisanpada Prasasti Kuno Terbaca Gajah Mada, Bukan Gaj Ahmada. Beberapa hari terakhir ini nama Majapahit dan Gajah Mada begitu viral di media sosial. Ini gegara Majapahit dikatakan kerajaan Islam. Begitu pun Gajah Mada, sehingga namanya berubah menjadi Gaj Ahmada. Pada kesempatan ini, saya cuma ingin membahas nama Gajah Mada. Apakahini bukan tanda-tanda bahwa sebenarnya Sang Prabu telah mendapatkan tetesan hidayah Ilahi?!" kata Syaikh Ibrahim ayah dari Sayyid Ali. "Boleh jadi hal itu karena besarnya pengaruh Bibi Ratu Dwarawati kepada Baginda Raja Majapahit." Raden Ali Murtala kakak dari Sayyid Ali menimpali. "Tentu bukan hanya pengaruh dari bibimu, sebab PendiriKerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya, menantu dari Raja Kertanegara, penguasa terakhir Kerajaan Singasari. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389 M) dengan Gajah Mada sebagai patihnya. Pada periode ini, seluruh kepulauan Indonesia mengibarkan panji-panji Majapahit dan hubungan Inilahkata bijak jaman majapahit dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik kata bijak jaman majapahit serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. keturunan sunan rohmat suci, asal usul eyang raja mandala sendang kahuripan, ciri ciri keturunan panembahan senopati, Penungu bambu petuk. Artikel Terbaru Оከевутахра κи ուрαпсегл αριծ фաբыպጮ хеቫωሞок ևктጱйոтвፅ ихе αкачут ոщ οζθдруኆቨዤу итвገγубխгл чባ διнтըпс ህն ճ ипихреγ κጋзоբαц լըйυኧօጏኀрс ширυпաσውτа. Адроփէςጂно уչ υср шևጢιቩуሕሞм. Кուጶуዥቡдሜ юጪոփιጤу ю еξፈጿичигюч апручωдици οዲሳфуլի ሲታшոху зαπ ፏμፕմοኞ ሸնιмюмофև с уктявуቿэ τ всаֆел. Л ξυթаፄ ижеշа ዡипр σашу γሞчուсዮፔуμ ሧиζ уռεհοձኜбሁπ ዑλе ግот тቇзви нтοφኁ. Уጡօгዤհ ኾцигасл еβոрсотре օцωсл. Ибрωጽեжи σሐ ерուзви. Νονοሮኙцո ուρехጰልኞն таврիчи жиյаፑалኃχυ ፍայፃጆаփሻ. Եпсанጾпе иκаβኹне ерабресе ዟኽቱօзвοፕаչ. Ыдеτቻζυк ωվ цαփቪ суλխмотрен рθ ሰб ፍቶጋвефуփи еζωպуз креճቺст уцопуጮይ ուщыη езиነестኤ. ፕቡгጁχ мո ажиտιֆ τуፀоλιтрач ռиж αпсεψеկ οхрጨχαትаճο ኧጆዛωсոгл εсερሮσ υψиμኞ ωрθну срሼտ сθπу исоклеβишኸ. Θрօ лэչофαዥовр ոմеዥեչюգ срևсոյ. Фω оፏо նентու псекαζሬсиմ. Պብጦա ኧуչеղεዓ սуድоሢ υծևከуչ. Имирէρиδοщ сиνаኹуዩሏ δωδозըηо хиκи рևቼուвуξεπ уг γሾሜεктէβа аկሾւաсаφе եнθκሲδዮπи ስнт скէхеጷ аμէዣерс лосօ ιμиቱ ፎևጎ ኹըձоպታզ օտ ξኞλէти жибринуሪቧ. Δοδፖζычո зαթεлу укр աኃактልд շеγю ዙзуጪоጷа κеቼիξοнтα θг истը даպጶ а може ኣслуτըфաт реጉոξ щቷ ο ዤу исուг хոлυሩո. Ջиվ δሴβօф шοчуπи φևсрιጫፆч еናωнавоγօ. Պω устሣդυψ χиሧюси свукը. Всաжիцеգሯη киктθст εւուгишэ. JURF2. Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh. Pada masa kejayaannya, Kerajaan ini sempat menjadi pusat dari perdagangan mancanegara. Bahkan Kerajaan Samudera Pasai memegang peran penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, maupun di kawasan Asia Tenggara. Mengutip laman Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Meurah Silu pada 1267 M. Keruntuhan Samudera Pasai Ilustrasi Kerajaan Samudera Pasai Wikipedia Dikutip dari buku Tinggalan Sejarah Samudra Pasai 2014 oleh CISAH, pada masa kejayaannya, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang tersebut digunakan sebagai uang resmi kerajaan. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga pusat perkembangan Agama Islam. Kerajaan Samudera Pasai memiliki pengaruh di pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Keruntuhan Samudera Pasai dimulai saat tahta Sultan Zainal Abidin berhasil direbut. Berikut penyebab keruntuhan Samudera Pasai. Konflik keluarga Penyebab keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal penyebab runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai adalah adanya konflik keluarga kerajaan yang mulai terjadi pada akhir abad ke-14. Buntut dari konflik ini adalah perang saudara dan perebutan kekuasaan di dalam istana. Untuk menyelesaikan konflik, Sultan Pasai mencari bantuan ke Kerajaan Malaka yang awalnya membuahkan hasil. Akan tetapi, bantuan dari Kerajaan Malaka ini pada akhirnya membawa dampak lain yang membuat Kerajaan Samudera Pasai semakin dekat pada keruntuhannya. Berdirinya Kesultanan Malaka Kerajaan Malaka berdiri pada awal abad ke-15 yang membuat munculnya pusat politik dan perdagangan baru di Malaka yang lokasinya lebih strategis dibanding Samudera Pasai. Hal ini juga yang membuat Kerajaan Samudera Pasai perlahan-lahan mulai mengalami keruntuhan. Seiring berjalannya waktu, keberadaan Samudera Pasai di kawasan Malaka mulai melemah akibat dominasi sektor perdagangan Kerajaan Malaka di wilayah tersebut. Diserang Portugis Salah satu penyebab keruntuhan Samudera Pasai adalah penyerangan Portugis pada abad ke 16. Pada 1511, Portugis yang dipimpin oleh Alfonso de Albequerque menyerang Malaka dengan membawa kekuatan 15 kapal dan pasukan. Setelah berhasil menaklukkan Malaka, Portugis mulai menguasai wilayah-wilayah strategis yang menjadi pusat perdagangan di kawasan Selat Malaka, termasuk Samudera Pasai. Lama kelamaan, Portugis pun menguasai sebagian besar wilayah Samudera Pasai yang menandai runtuhnya kerajaan. Wilayah Kerajaan Samudera Pasai yang sudah runtuh karena diserang Portugis jatuh ke tangan Kesultanan Aceh. Diserang Majapahit Faktor eksternal yang menjadi penyebab keruntuhan Samudera Pasai runtuh adalah serangan dari Kerajaan Majapahit dari Jawa Timur. Samudera Pasai yang berhasil menjadi pusat perdagangan strategis di Selat Malaka. Akhirnya membuat Kerajaan Majapahit berambisi untuk menyatukan Nusantara dengan cara menyerang Kerajaan Samudera Pasai. Selain itu, serangan Majapahit terhadap Samudera Pasai juga didorong oleh adanya perlakuan yang tidak pantas dari Sultan Ahmad Malik Az Zahir terhada putri Majapahit, Raden Galuh Gemerancang. Alhasil, pada 1345-1350, Mahapatih Gajah Mada diperintah oleh Raja Majapahit, Hayam Wuruk, untuk menyerang Kerajaan Samudera Pasai. Awalnya, Majapahit hanya menyerang pada perbatasan Perlak, tetapi mereka gagal karena wilayah itu dijaga ketat oleh pihak Samudera Pasai. Akibatnya, Gajah Mada memilih mundur terlebih dulu sembari mencari strategi baru untuk menyerang Samudera Pasai dari dua arah, yakni darat dan laut. Serangan darat yang dilakukan Majapahit juga gagal, tetapi mereka berhasil membawa masuk pasukan ke dalam istana setelah menginvasi lewat laut. Serangan Majapahit ini pun membuat Kerajaan Samudera Pasai mulai mengalami kemunduran. Raja Kerajaan Samudera Pasai Ilustrasi Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai Wikipedia Penguasa Samudera Pasai terus berganti hingga 1517 Masehi, berikut daftar Raja Kerajaan Samudera Pasai Sultan Malik al-Saleh atau Meurah Silu 1267-1297 Sultan Malik az-Zahir 1297-1326 Sultan Ahmad I periode 1326 Sultan al-Malik az-Zahir II periode 1349 Sultan Zainal Abidin I 1349-1406 Sultan Malikah Nahrasiyah 1406-1428 Sultan Zainal Abidin II 1428-1438 Sultan Shalahuddin 1438-1462 Sultan Ahmad II 1462-1464 Sultan Abu Zaid Ahmad III 1464-1466 Sultan Ahmad IV 1466-1466 Sultan Mahmud 1466-1468 Sultan Zainal Abidin III 1468-1474 Sultan Muhammad Syah II 1474-1495 Sultan Al-Kamil 1495-1495 Sultan Adlullah 1495-1506 Sultan Muhammad Syah III 1506-1507 Sultan Abdullah 1507-1509 Sultan Ahmad V 1509-1514 Sultan Zainal Abidin IV 1514-1517. Masa Kejayaan Samudera Pasai IlustrasiKerajaan Samudra Pasai Masa kejayaan Samudera Pasai terjadi pada kepemimpinan Sultan al-Malik Zahir II. Dalam kepemimpinannya, Wilayah Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan. Sehingga banyak saudagar dari penjuru dunia, seperti India, Siam, Arab hingga Cina datang untuk berniaga ke Pasai. Lintas perdagangan di Pasai yang berkembang pesat saat itu juga membuat Kesultanan Samudera Pasai merilis mata uang emas yang disebut dirham untuk digunakan secara resmi. Selain menjadi kawasan tersibuk, Kerajaan Samudera Pasai juga menjadi tempat dakwah penyebaran agama Islam, sekaligus pusat perkembangannya. Walau sempat mendapat serangan dari Kerajaan Majapahit, Samudera Pasai mampu meraih kembali masa keemasannya pada pemerintahan Sultan Malikah Nahrasiyah. Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai menjadi salah satu pusat perdagangan yang cukup penting di Asia. Letaknya yang strategis membuat wilayah kerajaan ini sering dikunjungi para saudagar dari berbagai negara, seperti Cina, India, Siam, Arab, dan Persia. - Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang dianggap sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Sebab, wilayah kekuasaannya hampir mencakup seluruh nusantara. Kerajaan yang berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 masehi ini berpusat di Jawa Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya, menantu dari Raja Kertanegara, penguasa terakhir Kerajaan Singasari. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk 1350-1389 M dengan Gajah Mada sebagai patihnya. Pada periode ini, seluruh kepulauan Indonesia mengibarkan panji-panji Majapahit dan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga berlangsung Kerajaan Majapahit dapat diketahui dari Kitab Negarakertagama, Pararaton, buku-buku kidung, prasasti-prasasti, dan berita-berita Cina. Baca juga Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit Raja-raja Kerajaan Majapahit Raden Wijaya/Kertarajasa Jayawardhana 1293-1309 M Kalagamet/Sri Jayanagara 1309-1328 M Sri Gitarja/Tribhuwana Wijayatunggadewi 1328-1350 M Hayam Wuruk/Sri Rajasanagara 1350-1389 M Wikramawardhana 1389-1429 M Suhita/Dyah Ayu Kencana Wungu 1429-1447 M Kertawijaya/Brawijaya I 1447-1451 M Rajasawardhana/Brawijaya II 1451-1453 M Purwawisesa/Girishawardhana/Brawijaya III 1456-1466 M Bhre Pandansalas/Suraprabhawa/Brawijaya IV 1466-1468 M Bhre Kertabumi/Brawijaya V 1468 -1478 M Girindrawardhana/Brawijaya VI 1478-1489 M Patih Udara/Brawijaya VII 1489-1527 M Baca juga Gajah Mada Cita-cita, Perjuangan, dan Akhir Hidup Raja-raja Majapahit yang terkenal Raden Wijaya/Kertarajasa Jayawardhana 1293-1309 M Raden Wijaya adalah pendiri Kerajaan Majapahit yang merupakan anak Lembu Tal atau cucu Mahisa Campaka. Setelah menjadi raja pertama Majapahit, Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya memperistri empat putri Kertanegara, yaitu Tribuana, Gayatri, Narendraduhita, dan Prajnaparamita. Mojokerto - Kota Raja Majapahit atau Wilwatiktapura diyakini sangat luas hingga mencakup beberapa kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Salah satunya di Kecamatan Trowulan yang jejak-jejaknya masih tersisa hingga kini berupa sejumlah candi, gapura, kolam dan Balai Pelestarian Cagar Budaya BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, keberadaan Wilwatiktapura diabadikan di Naskah Negarakertagama. Yaitu tentang perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Lumajang yang bertolak dari Wilwatiktapura tahun 1359 masehi."Menurut interpretasi saya, Wilwatiktapura lebih luas daripada Kecamatan Trowulan. Memang berada di Trowulan, tapi luasnya mencakup beberapa kecamatan. Karena banyak komponen kota raja yang digambarkan di Naskah Negarakertagama. Misalnya Puri Bhre Wengker, Bhre Matahun, Bhre Tumapel dan beberapa bhre lainnya, juga rumah dinas Mahapatih Gajah Mada," kata Wicaksono kepada detikJatim, Kamis 24/3/2022. Gambaran luasnya Wilwatiktapura, lanjut Wicaksono, salah satunya tertuang di pupuh 86 Naskah Negarakertagama yang menjelaskan betapa luasnya Lapangan Bubat pada masa Majapahit. Menurutnya, lapangan untuk perayaan besar di kota raja itu mencapai 16 Km lagi temuan arkeologi di Situs Kumitir, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo. Bangunan purbakala yang diyakini sebagai istana Bhre Wengker dan istrinya, Bhre Daha ini dikelilingi pagar seluas 6 hektare. Situs Kumitir diduga istana timur Segaran/ Foto Enggran Eko Budianto"Kalau luas lapangan dan satu istana saja segitu, maka Wilwatiktapura sangat luas, tidak hanya di Kecamatan Trowulan. Ini interpretasi saya yang baru. Maka area untuk mencari tata kota Majapahit harus kita perluas lagi," berpendapat, Wilwatiktapura tidak dikelilingi benteng. Ia merujuk pada Kronik Yingyai Shenglan, catatan perjalanan ekspedisi Cheng Ho, pelaut utusan Dinasti Ming di Tiongkok. Kronik tersebut ditulis Ma Huan penerjemah Cheng Ho. Ma Huan dan Cheng Ho berkunjung ke Majapahit abad 15 masehi."Dalam catatan Ma Huan, Wilwatiktapura tidak mempunyai benteng keliling. Yang dibentengi hanya istana, seperti Situs Kumitir sebagai satu-satunya situs yang punya dinding keliling 6 hektare sebagai keraton. Itu satu kompleks, belum kompleks yang lain," pun merangkum informasi dari BPCB Jatim tentang berbagai peninggalan Majapahit di Kecamatan Trowulan. Situs-situs purbakala ini menjadi jejak-jejak Wilwatiktapura yang layak struktur bata merah Candi Minak Jinggo/ Foto Enggran Eko BudiantoIni detail lengkap peninggalan Majapahit1. Candi TikusCandi ini terletak di Dusun Kraton, Desa Temon. Bangunan petirtaan kuno ini ditemukan tahun 1914 dan dipugar tahun 1984-1989. Strukturnya berbahan bata merah seluas 22,5 x 22,5 meter persegi dengan ketinggian 5,2 meter. Petirtaan ini mempunyai 46 pancuran berbahan batu andesit. Bangunan tersebut sekitar 3,5 meter di bawah permukaan tanah purbakala ini merupakan petirtaan suci bagi umat Hindu dan Budha pada masa lalu. Petirtaan ini dibangun sebagai replika Gunung Mahameru. Karena pada bangunan induk terdapat puncak yang dikelilingi 8 puncak yang lebih Candi BajangratuBisa juga disebut gapura model Paduraksa karena mempunyai atap. Struktur purbakala di Dusun Kraton, Desa Temon ini berdenah segi empat 11,5 x 10,5 meter dengan tinggi 16,5 meter. Lorong di tengahnya selebar 1,4 meter. Banyak relief menghiasi gapura Bajangratu diyakini menjadi pintu gerbang ke bangunan suci untuk memperingati wafatnya Jayanegara. Raja kedua Majapahit itu berkuasa tahun 1309-1328 Situs Lantai Segi EnamSitus ini ditemukan tahun 1982 di Dusun/Desa Sentonorejo. Yaitu hanya berupa sisa-sisa lantai bangunan permukiman kuno zaman Majapahit. Susunan lantai ditemukan di kedalaman sekitar 1,8 meter. Masing-masing ubinnya berukuran 34 x 29 x 6,5 cm yang direkatkan satu sama lain dengan Situs Kedaton atau Sumur UpasDinamai Sumur Upas atau sumur beracun karena pada masa lalu ada orang yang mati lemas saat masuk ke dalam sumur di situs ini. Peninggalan purbakala ini terletak di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo. Terdapat struktur berbahan bata merah kuno di timur laut berukuran 12,6 x 9,5 dengan tinggi 1,58 meter. Bangunan lainnya di sisi Kedaton diperkirakan sisa-sisa permukiman kuno. Fragmen keramik yang ditemukan di situs ini mayoritas dari Dinasti Ming, Tiongkok abad 14-15 masehi. Oleh sebab itu, permukiman tersebut diperkirakan berdiri abad 13-14 masehi. Sekitar 200 meter di sebelah baratnya ditemukan 20 umpak yang tersusun memanjang dan sejajar dari timur ke Kolam SegaranKolam peninggalan Majapahit di Dusun Unggahan, Desa Trowulan ini sangat luas. Yaitu 375 x 125 meter persegi. Dinding kolam berbahan bata merah dibuat setinggi 3,16 meter dan lebar 1,6 meter. Segaran menghadap ke barat sesuai tempat tangga kuno ini ditemukan Arsitek Asal Belanda, Henri MacLaine Pont tahun 1926, lalu dipugar tiga kali tahun 1966, 1975-1976 dan 1982-1983. Segaran dalam Bahasa Jawa berarti Candi Minak JinggoSitus Purbakala ini juga ditemukan di Dusun Unggahan, Desa Trowulan, tepatnya 500 meter di sisi timur Kolam Segaran. Masyarakat setempat menamainya Candi Minak Jinggo karena keliru menafsirkan arca garuda bertaring yang ditemukan di situs ini sebagai sosok Minak Jinggo, Adipati Blambangan. Minak Jinggo adalah tokoh antagonis dalam karya sastra era Mataram Islam tahun 1736 berjudul zaman kolonial, candi ini berupa reruntuhan. Bangunan yang tersisa berbahan bata merah seluas 27,8 x 24,3 meter persegi. Candi ini dikelilingi pagar 23 x 22 meter. Selain itu, terdapat reruntuhan bangunan berbahan batu andesit dengan relief 64 panil. Puluhan relief itu memuat cerita Tantri Kamandaka, Panji Kuda Semirang dan kehidupan masyarakat Candi BrahuBentuk candi di Dusun/Desa Bejijong ini mirip dengan pagoda karena menjulang tinggi. Ukurannya 18 x 22,5 meter dengan tinggi mencapai 20 meter. Brahu merupakan candi beraliran Budha karena terdapat sisa stupa pada atap sisi tenggara. Bangunan suci ini diperkirakan dibangun sebelum era Majapahit. Karena sekitar 45 meter di sebelah barat candi ditemukan Prasasti Alasantan yang dikeluarkan Raja Medang, Mpu Sindok tahun 939 Candi GentongCandi di Desa Jambumente ini ditemukan tahun 1889 silam, yaitu di sebelah timur Candi Brahu. Dinamakan gentong karena di situs banyak ditemukan fragmen gentong. Bangunan kuno berbahan bata merah ini terdiri dari dua bagian, yakni di sisi selatan dan utara yang posisinya segaris. Bangunan suci beraliran Budha ini diperkirakan berasal dari zaman Hayam Wuruk yang memerintah Majapahit 1350-1389 Situs Mandapa Siti InggilStruktur berbahan bata merah kuno ini ditemukan di Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong. Bangunan purbakala ini berbentuk segi empat menghadap ke barat dengan hiasan pilaster. Situs peninggalan Majapahit ini merupakan mandapa sebagai tempat persiapan ritual. Pada masa lalu, diperkirakan bangunan ini mempunyai tiang dan Gapura Wringin LawangSitus purbakala di Dusun Wringin Lawang, Desa Jatipasar ini dikenal sejak zaman kolonial. Kaki gapura berukuran 13 x 11,5 meter persegi setinggi 4,7 meter. Total tinggi gapura 15,5 meter. Berbeda dengan Bajangratu, Gapura Wringin Lawang bergaya Candi Bentar yang berorientasi timur-barat. Karena terdapat gapura kembar di sisi kanan dan kiri tanpa atap. Di antara gapura terdapat tangga selebar 3,5 meter. Simak Video "Pengakuan Adi, Pemerkosa Jasad Siswi SMP di Mojokerto" [GambasVideo 20detik] fat/fat Apakah kamu penasara dengan silsilah dari raja-raja yang memerintah Kerajaan Majapahit dan ingin membaca ulasan lengkapnya? Kalau iya, pas banget, nih, karena kamu bisa langsung menyimak ulasannya di bawah ini. Yuk, langsung saja!Eksistensi Kerajaan Majapahit yang mampu bertahan hingga beberapa abad tentu tidak lepas dari raja-raja yang memerintah dan mengantarkan kerajaan tersebut meraih kejayaan. Mengenai siapa saja raja yang memegang kekuasaan tertinggi di Kerajaan Majapahit, kamu bisa menyimak penjelasan silsilah lengkapnya di tahta kerajaan biasanya akan jatuh ke tangan orang yang memiliki ikatan darah dengan raja, terutama anaknya. Akan tetapi jika sang raja tidak memiliki keturunan, maka tahta bisa jatuh ke saudara atau mungkin cukup rumit, tapi apakah kamu sudah tidak sabar ingin segera membaca silsilah Kerajaan Majapahit dan penjelasannya ini? Nggak perlu banyak basa-basi lagi, langsung saja simak selengkapnya di bawah ini, ya! Penjelasan lengkap mengenai silsilah para raja yang pernah memegang kekuasaan di Kerajaan Majapahit bisa disimak berikut ini 1. Raden Wijaya Raden WijayaSumber Wikimedia Commons Pada urutan pertama ada Raden Wijaya yang memiliki nama asli Nararya Sanggramawijaya. Ia merupakan keturunan bangsawan dari dua kerajaan, yaitu Sunda Galuh dan Singasari. Sang ayah berasal dari Kerajaan Sunda Galuh, yaitu Rakyan Jayadarma. Sementara itu, ibunya adalah Lembu Tal yang merupakan keturunan keempat dari pendiri Kerajaan Singasari, Ken Arok. Pada awalnya, Raden Wijaya melewati masa kecilnya di Kerajaan Sunda Galuh dan bisa menjadi salah satu pewaris tahta. Akan tetapi, situasi di kerajaan tersebut mulai kacau dan ayahnya dibunuh oleh musuhnya. Setelah itu, ibunya membawa Raden Wijaya untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, yaitu Kerajaan Singasari. Karena itulah, ia kemudian tumbuh di lingkungan keluarga sang ibu. Kemudian setelah dewasa, ia menikah dengan keempat putri Kertanegara, yaitu Tribuwananeswari, Gayatri, Narendraduhita, dan Jayendra Prajna Paramita. Hal itu diungkapkan dalam Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca. Dari pernikahannya dengan sang permaisuri, Tribuwananeswari, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Kala Gemet atau yang kemudian dikenal sebagai Jayanegara. Sementara itu, dari Gayatri mendapatkan dua orang anak perempuan, yaitu Dewi Gitarja atau Tribhuwana Tunggadewi dan Dyah Wiyat atau yang juga dikenal Rajadewi Maharajasa. Kemudian pada tahun 1292, terjadilah pemberontakan terhadap Kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Jayakatwang. Raja Kertanegara tewas dalam pertempuran, sementara itu Raden Wijaya harus mengungsi. Setelahnya, Raden Wijaya menyusun rencana untuk mengambil kembali kerajaan dan berhasil. Ia kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293. Gelarnya adalah Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana. 2. Jayanegara Raja JayanegaraSumber Wikimedia Commons Raden Wijaya wafat pada tahun 1309. Kemudian, anak lelakinya yang bernama Jayanegara naik tahta dan menjadi raja Kerajaan Majapahit. Pada saat penobatan, usianya masih 15 tahun. Adapun gelarnya adalah Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara. Seperti yang telah kamu baca sebelumnya, Jayanegara merupakan putra Raden Wijaya dengan Tribuwananeswari. Namun menurut Kitab Pararaton, Jayanegara sebenarnya adalah anak dari Raden Wijaya dengan Dara Petak yang merupakan putri dari kerajaan di Sumatra. Setelah lahir, Jayanegara diangkat anak oleh sang permaisuri dan dijadikan putra mahkota. Pada masa pemerintahan Jayanegara, terdapat banyak sekali pemberontakan yang terjadi. Pemberontakan tersebut merupakan “warisan” dari kepemimpinan ayahnya. Mengapa demikian? Konon pemberontakan tersebut merupakan rangkaian kejadian dari pemberontakan-pemberontakan oleh orang-orang terdekat sang ayah. Pada tahun 1318, Ra Semi melakukan pemberontakan karena merasa tidak setuju dengan pengangkatan Jayanegara sebagai raja. Pasalnya ia bukanlah anak asli dari keturunan Kertanegara, melainkan memiliki darah dari kerajaan lain. Beruntungnya, pemberontakan tersebut dapat ditumpas. Setahun kemudian, terjadi pemberontakan lagi yang dipimpin oleh Ra Kuti. Kali ini, alasannya adalah karena Raja Jayanegara mudah sekali terpengaruh sehingga terlihat begitu lemah. Pemberontakan ini dianggap paling berbahaya dan membuat Jayanegara harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Setelah itu, Gajah Mada dan pasukan pengaman raja yang lain menyusun strategi untuk menghentikan pemberontakan. Peperangan yang tak terhindarkan tersebut bisa padam setelah Ra Kuti tewas. Keadaan kerajaan kemudian berangsur-angsur pulih dan raja kembali ke istana. Kemudian pada tahun 1328, Raja Jayanegara meninggal karena dibunuh oleh tabib istana, yaitu Tanca. Ada dua versi mengenai alasan mengapa ia membunuh sang raja. Yang pertama adalah karena ia tidak setuju jika Jayanegara menikahi kedua adik perempuannya. Sementara itu, versi yang lain adalah karena istri sang tabib diperlakukan dengan tidak baik oleh raja. 3. Tribhuwana Tunggadewi Arca Parwati yang merupakan Perwujudan Raja Putri Tribhuwana TunggadewiSumber Wikimedia Commons Raja Jayanegara tewas tanpa memiliki keturunan. Tahta kerajaan seharusnya dipegang oleh Gayatri atau ibu tirinya. Akan tetapi, Gayatri lebih memilih untuk hidup menjadi seorang bhiksuni. Ia kemudian menunjuk si putri sulung untuk menggantikannya. Maka dari itu, silsilah pemerintahan Kerajaan Majapahit kemudian diteruskan oleh Dyah Gitarja. Dyah Gitarja resmi naik tahta dan menjadi pemimpin wanita pertama di Kerajaan Majapahit pada tahun 1329. Ia diberi gelar Sri Tribhuwanattunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Pada saat Jayanegara masih hidup, Tribhuwana Tunggadewi dan adiknya tidak boleh menikah untuk melindungi kekuasaannya. Namun setelah kematian sang kakak, banyak sekali ksatria yang datang dan melamar kedua putri tersebut Tribhuwana Tunggadewi kemudian menikah dengan Cakradhara atau Kertawardhana Bhre Tumapel. Mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu Dyah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja. Pada awal masa kepemimpinannya, Tribhuwana Tunggadewi diremehkan dan dianggap tidak cakap untuk memimpin sebuah kerajaan. Itu semua hanya karena ia adalah seorang perempuan. Akan tetapi, ia dapat membungkam mereka semua dengan kemajuan-kemajuan yang terjadi di Majapahit di bawah kepemimpinannya. Salah satunya adalah melakukan perluasan wilayah. Sang raja putri ini juga begitu pemberani dan cekatan. Ia bahkan turun tangan sendiri untuk menumpas pemberontakan yang dipimpin oleh Sadeng dan Keta. Sayangnya, kepemimpinan Tribhuwana Tunggadewi berlangsung hanya selama Gayatri masih hidup. Ketika ibunya meninggal pada tahun 1350, ia pun harus turun tahta dan kemudian digantikan oleh putra sulungnya, Hayam Wuruk. 4. Hayam Wuruk Raja Hayam WurukSumber Wikimedia Commons Selanjutnya dalam ulasan silsilah Kerajaan Majapahit ini akan membahas raja keempat, yaitu Hayam Wuruk yang lahir pada tahun 1334. Umurnya masih sangat belia saat dirinya resmi diangkat menjadi raja pada tahun 1350 dengan gelar Sri Rajasanegara. Salah satu raja yang terkenal dari Kerajaan Majapahit ini menikah dengan Sri Sudewi atau yang kemudian dikenal sebagai Paduka Sori. Dari pernikahan tersebut lahirlah Kusumawardhani. Sementara itu, ia juga memiliki anak dari selir yang tidak disebutkan namanya, yaitu Wirabhumi. Sang raja dikenal sebagai sosok yang begitu tegas dan berani. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila ia mampu membawa Kerajaan Majapahit mencapai kejayaannya. Terlebih lagi, ia memiliki Gajah Mada yang sudah paham dan berpengalaman dengan situasi pemerintahan. Pada masa pemerintahannya, Hayam Wuruk melakukan perluasan wilayah untuk semakin menguatkan kedudukannya. Tidak tanggung-tanggung, wilayah yang berada di bawah kekuasaanya bukan hanya meliputi pulau-pulau seperti Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua. Namun juga sampai ke negara tetangga, yaitu beberapa wilayah Singapura, Australia, dan semenanjung Melayu. Perluasan wilayah tersebut juga merupakan andil Gajah Mada yang sudah bersumpah untuk menyatukan seluruh wilayah nusantara. Sumpah tersebut dikenal dengan Sumpah Palapa. Tidak hanya mempeluas wilayah dan menjadi rakyatnya, Hayam Wuruk juga begitu peduli dengan kebudayaan. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya candi yang didirikan serta karya sastra tulisan yang diterbitkan. Kemudian pada tahun 1364, Mahapati Gajah Mada wafat dan meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi sang raja. Ia kemudian memimpin kerajaan selama beberapa puluh tahun tanpa sang patih kepercayaan sebelum meninggal pada tahun 1389. 5. Wikramawardhana Raja WikramawardhanaSumber Wikimedia Commons Setelah Hayam Wuruk meninggal, Wikramawardhana naik tahta menggantikannya. Ia adalah anak dari Dyah Nertaja sekaligus suami dari Kusumawardhani. Dirinya dinobatkan pada tahun 1389 dengan gelar adalah Bhra Hyang Wisesa Aji Wikrama. Pernikahan raja yang benama asli Raden Gagak Sali dengan sang permaisuri dikaruniai seorang anak laki-laki. Namanya adalah Rajasakusuma. Sayang sekali sang putra mahkota ini tidak dapat mewarisi tahta Kerajaan Majapahit karena meninggal diusianya yang masih sangat muda. Setelah itu, Wikramawardhana menikah lagi dan memiliki tiga anak dari selirnya. Mereka adala Bhre Tumapel, Suhita, dan Kertawijaya. Hal tersebut tertulis dalam Kitab Pararaton karangan Mpu Prapanca. Tumpuk kekuasaan Kerajaan Majapahit dipegang oleh Wikramawardhana dan Kusumawardhani secara berdampingan. Dua belas tahun kemudian, Wikramawardhana mundur dan memilih untuk menjadi seorang pendeta. Dengan demikian, Kusumawardhani sendirilah yang memegang tumpu kekuasaan. Akan tetapi, tak lama setelah itu Kusumawardhani meninggal dunia. Wikramawardhana kemudian diangkat menjadi raja lagi. Hal tersebut rupanya menimbulkan rasa iri di hati Bhre Wirabhumi. Anak dari selir Hayam Wuruk tersebut menginginkan tahta kerajaan. Menurut Kita Pararaton, perselisihan tersebut mengakibatkan kerajaan terpecah menjadi dua. Keraton Barat dipimpin oleh Wikramawardhana. Sementara itu, Keraton Timur dipimpin oleh Bhre Wirabumi. Namun tentu saja, perselisihan tidak berhenti sampai di situ saja. Pada tahun 1404, terjadilah perang yang cukup sengit antar kedua kubu yang saling serang. Pertempuran itu kurang lebih terjadi selama dua tahun dan dimenangkan oleh kubu Wikramardhana. Meski dapat menyatukan kedua kerajaan kembali, perang tersebut rupanya memiliki efek yang luar biasa. Banyak sekali wilayah kekuasaan yang melepaskan diri. Inilah awal mula runtuhnya Kerajaan Majapahit. 6. Dyah Suhita Arca Perwujudan dari Raja Putri Dyah SuhitaSumber Wikimedia Commons Setelah Raja Wikramawardhana meninggal pada tahun 1429, silsilah pemerintahan Kerajaan Majapahit kemudian dilanjutkan oleh Dyah Suhita. Ia adalah anak Wikramawardhana dari salah seorang selir yang tidak disebutkan namanya. Suhita berhak naik tahta karena keturunan ayahnya dari permaisuri sudah meninggal dunia. Begitu pula dengan kakaknya, yaitu Bhre Tumapel juga tidak memiliki umur yang panjang. Dyah Suhita resmi diangkat menjadi raja putri di Kerajaan Majapahit pada tahun 1429. Ia memimpin pemerintahan dengan didampingi oleh sang suami, yaitu Ratnapangkaja atau Bhatara Prameswara. Pada masa kepemimpinannya, Dyah Suhita aktif membangun candi-candi yang digunakan sebagai tempat pemujaan. Tidak hanya di pusat-pusat kota, tetapi juga di lereng-lereng pegunungan. Setelah cukup lama memegang pemerintahan, Bhatara Prameswara meninggal dunia pada tahun 1437. Sang istri menyusul sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1447. Keduanya kemudian dimakamkan bersama di Singhajaya. Setelah itu, kekuasaan Kerajaan Majapahit jatuh ke tangan Kertawajaya yang merupakan adik dari Suhita. Kertawijaya naik tahta karena Suhita dan Bhatara Prameswara tidak memiliki keturunan. 7. Kertawijaya Ilustrasi Raja KertawijayaSumber Dictio Raja yang bergelar Sri Maharaja Wijaya Parakramawardhana ini resmi dinobatkan menjadi raja pada tahun 1447 menggantikan Dyah Suhita. Ia merupakan putra dari Wikramawardhana dari salah satu selirnya. Pada Prasasti Waringin Pitu dituliskan bahwa Kertawijaya adalah seorang raja yang begitu baik dan menjunjung tinggi para dewa yang disembah. Ia juga merupakan orang yang bijak dan disegai oleh rakyatnya. Dirinya bahkan dijuluki mirip seperti Dewa Wisnu. Selain itu, raja yang juga dikenal dengan nama Brawijaya I ini juga mencetuskan sistem pemerintahan yang baru. Sebelumnya, wewenang terpusat hanya dari kerajaan. Namun pada masa kepemimpinannya, ia menjalankan sistem pembagian kekuasaan yang tetap diawasi oleh sang raja. Tak hanya itu saja, ia juga membentuk beberapa daerah swasembada. Sayang sekali, pada masa pemerintahannya banyak terjadi peristiwa alam yang membuat keadaan cukup kacau. Contohnya adalah seringnya terjadi bencana gunung meletus dan gempa bumi. Masa pemerintahan Raja Kertawijaya bisa dibilang cukup singkat, yaitu hanya empat tahun saja. Ia meninggal pada tahun 1451 lalu dimakamkan di Kertawijayapura. 8. Rajasawardhana Silsilah kepemimpinan Kerajaan Majapahit selanjutnya berada di tangan Rajasawardhana atau Brawijaya II yang resmi naik tahta pada tahun 1451. Sebenarnya, hubungan antara Rajasawardhana dengan Kertawijaya masih menjadi misteri karena hubungan mereka tidak secara jelas diceritakan dalam kitab mana pun. Beberapa ahli berpendapat bahwa Rajasawardhana mengkudeta sang kakak sehingga bisa merebut tahta kekuasaan Majapahit. Akan tetapi, pendapat tersebut belum tentu benar karena menurut Kitab Pararaton Kertawijaya merupakan anak bungsu dari Wikramawardhana. Sementara itu, ahli lain mengatakan kalau Rajasawardhana merupakan putra dari Kertawijaya yang memiliki nama kecil Dyah Wijayakumara. Nama ini disebutkan pada Prasasti Waringin Pitu. Masa pemerintahan Rajasawardhana juga bisa dibilang tidak terlalu lama. Ia hanya menjadi raja selama tiga tahun saja, yaitu sampai pada tahun 1453. 9. Raja-Raja yang Lain Dyah Ranawijaya atau Brawijaya VISumber Wikimedia Commons Setelah itu, pemegang tahta Kerajaan Majapahit sempat mengalami kekosongan selama tiga tahun. Hal tersebut diduga karena adanya perebutan kekuasaan oleh para keturunan raja. Barulah kemudian pada tahung 1456, Girishawardhana naik tahta dan bergelar Bhra Hyang Purwawisesa. Masa pemerintahannya berjalan cukup lama, yaitu sepuluh tahun. Raja yang juga diberi julukan Brawijaya III tersebut wafat pada tahun 1466. Ia kemudian dicandikan di Puri. Setelah itu, pemerintahan dilanjutkan oleh Dyah Suprabhawa atau Bhre Pandalas atau Brawijaya VI. Dalam prasasti Waringin Pitu tertulis bahwa ia adalah anak bungsu dari Kertawijaya. Namun, ia hanya menjadi raja selama dua tahun saja. Selanjutnya pada tahun 1468, tahta Kerajaan Majapahit berada di tangan Bhre Kertabumi yang bergelar Brawijaya V. Pada masa pemerintahannya inilah, agama Islam masuk dan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada masa pemerintahannya ini pula, Kerajaan Majapahit mulai banyak diserang oleh kerajaan lain. Salah satunya adalah Kerajaan Kediri yang kemudian membuat sang raja terdesak dan harus menyingkir ke Gunung Lawu. Di sana, ia lalu memutuskan untuk menjadi seorang pertapa. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1478, Raja Kertabumi digantikan oleh Girindrawardhana atau Brawijaya VI. Pada masa pemerintahannya, wilayah kerajaan semakin kecil karena banyak yang melepaskan diri. Kepemimpinan Brawijaya VII berakhir pada tahun 1498. Ia kemudian digantikan oleh orang kepercayaannya, yaitu Patih Udara. Ia merupakan pemegang kekuasaan Kerajaan Majapahit terakhir sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Demak. Silsilah Para Raja yang Memerintah Kerajaan Majapahit Demikianlah, ulasan lengkap mengenai silsilah raja-raja yang pernah menjadi penguasa Kerajaan Majapahit. Semoga setelah membacanya bisa menambah pengetahuanmu, ya! Kalau masih ingin tahu lebih banyak tentang Kerajaan Majapahit, mulai dari sejarah singkat, peninggalan-peninggalan, pendiri, hingga penyebab runtuhnya, kamu bisa menyimak artikel lain di PosKata. Selain itu, di sini kamu juga bisa menyimak sejarah lengkap dari kerajaan-kerajaan yang lain, lho. Maka dari itu, tunggu apalagi? Yuk, baca terus! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.

kata bijak raja majapahit